Selasa, 18 Maret 2014

Bikin karya, tidak harus kuliah sastra

Assalamualaikum wr. wb..

Beberapa hari yang lalu, saya tiba2 saja berfikir untuk mencari info tentang event2 seputar dunia tulis menulis. Semua berawal ketika saya mengutarakan niat saya untuk mengajar, sesuai dengan gelar akademis yang telah saya peroleh. Namun Abi memberi saya pilihan yang sulit, antara pekerjaan atau membesarkan anak. Lalu Abi menyarankan saya untuk bergelut kembali dengan dunia tulis menulis. Abi juga menyarankan untuk mencari event2 kepenulisan. Selain mengasah otak, saya juga bisa mendapat fie untuk hasil karya saya. 


Ketika saya mulai mencari-cari, saya mendapatkan informasi sebuah event membuat sebuah novel. Selain menantang, hadiahnya juga mendambakan, fikir saya. Maju mundur saya mulai mengerjakan proyek tersebut. Drop sempat ada, namun tak henti Abi memberi support serta masukan kepada saya. Akhirnya Abi diam2 juga membantu untuk mencarikan info yang sekiranya event tersebut tidak terlalu memberatkan saya, maksudnya tulisan tersebut tidak harus berupa novel gitu.. entah itu review atau sekedar cerpen. Maklum, dari remaja saya lebih suka baca novel atau cerpen daripada buku pelajaran..heheheh (jangan ditiru umi mu ini ya nak..). Akhirnya dapet juga. Sejenak saya mencoba pelajari dan tindak lanjuti hal tersebut. 

Namun pada suatu siang, Abi membawa banyak koran dari kantor. Sambil menemani sikecil bermain, saya baca-baca koran tersebut. Pastinya paling awal saya cari adalah halaman untuk cerpen. Setelah saya baca, koreksi saya kok cerpennya g bagus2 amat ya..hahaha sok keminter banget deh aku ini. Akhirnya tercetuslah suaut ide, kenapa saya g nulis cerpen untuk dikirim ke media koran saja!! setelah saya konsultasikan dan Abi menyetujui, saya meminta tolong mbah gugel untuk mencari info seputar media koran, beserta cara, beserta honornya juga..hehehe. Wuih gedeeeee...fikir saya. Lalu kenapa cerpen yang saya baca serasa tidak selevel dengan honor yang diberikan??? lalu saya baca-baca lebih lanjut tentang media koran yang lainnya. Wuiiiiiihhhhh lebih gedeeeeee...bisa kaya mendadak saya kalo hanya kirim cerpen sebulan sekali. Setelah itu saya coba baca contoh cerpen yang telah dimuat dalam koran tersebut. Wuiiihhhh juga batin saya. Gak heran honornya segitu gede, lha nyastra gitu. Pengirim juga bukan sembarang orang. Rata-rata pengirim adalah lulusan sastra, paling tidak mereka sudah lama bergelut dibidang kesastraan. Hadddooohhhh...nyali saya langsung ciut seketika. 

Dengan saya yang lulusan pendidikan, sejak kecil bergelut dibidang pendidikan, apa iya mampu menyaingi mereka2 yang sudah sangat hafal dengan dunia kepenulisan. Mungkin sepintas, dunia kepenulisan tidak harus bernada sastra. Namun untuk novel, puisi, atau cerpen, semmua itu berkaitan erat dengan dunia kesastraan. Sedangkan saya, kalo baca novel sih bisa hanya dengan semalam saya melahapnya, tapi kalo untuk membuatnya???? jadi sih mungkin bisa jadi, tapi apa g memalukan tuh isinya??? huikz huikz.. mungkin saya harus lebih belajar banyak lagi untuk menulis seputar dunia sastra. Meskipun saya juga tidak harus kuliah sastra dulu agar tulisan saya benar2 nyastra..

hahaha duhkah, gitu ajah deh. Moga inspirasi untuk menulis, tetap melekat kuat pada diri saya yang bukan sastrawan ini..amiennn

Wassalamualaikum wr. wb

Banyuwangi, 21.00 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar