Sabtu, 12 April 2014

Aku bahagia menjadi IBU

Assalamualaikum wr. wb 

Alhamdulillah, hampir 5 bulan saya menjalani kegiatan baru saya, yakni profesi sebagai seorang IBU. Banyak sekali pelajaran dan pembelajaran yang sangat berarti buat saya. Terlepas dari sebuah kesibukan belaka, hal ini ampuh menguras seluruh tenaga, fikiran serta emosi saya. Bagaimana tidak, menjadi seorang IBU itu tidak sebatas mengurus segala keperluan anak dari mulai dia bangun tidur, sampai terlelap kembali. Namun juga benar2 harus fokus menjaga fikiran kita agar tidak gampang stres, karena
hal itu akan berakibat pada ketidak tenangan pada diri anak (bayi). Maupun, segala hal yang sebelumnya tidak pernah saya lakukan, menjadi rutinitas yang tidak bisa ditinggalkan. Misalnya, selain memasak dan membersihkan rumah, rutinitas baru saya adalah membuat jamu kunyit plus beluntas. Mengekor dari tradisi orangtua yang turun temurun, banyak selaki manfaat yang bisa dihasilkan dari jamu tersebut. Sehingga saya harus menyisakan waktu paling tidak 1 jam untuk membuat jamu tersebut. 

Memandikan si kecil tiap pagi dan sore juga menjadi rutinitas baru saya selanjutnya. Mungkin beberapa bulan sebelumnya, saya hanya menjadi penonton saja ketika anak saya dimandikan oleh sang ahli. Namun atas beberapa alasan dan saya mencoba untuk memberanikan diri memandikan sang anak sendiri. Bermula dari "The power of kepepet", saya mulai terbiasa memandikan sang anak sendiri. ah bahagianyaaaaaa...Kegiatan berikutnya adalah melek malam2. Jika biasanya saya terbangun karena HIV (hasrat ingin vivis), sekarang saya harus stand bay telinga agar supaya ketika baby lapar atau haus, saya tidak sedanga mimpi kemana2. huh yang ini sebenarnya agak berat. Bukan karena saya tidak mau bangun. Maklum, anak saya ini jarang sekali menangis. Yang saya takutkan ketika dia apar atau haus langsung ngemut jempolnya, dan yang lebih parah saya tidak bisa terbangun hanya dengan suara isapan jempolnya saja. alamaaakkkkk... 

Menjadi IBU "baru" seperti saya ini jelas sekali belum berpengalaman. Awal2 memang saya tidak begitu terlalu khawatir karena kebetulan saya punya saudara yang suoer duoer perhatian. Sangking perhatiannya, tidap sehabis mandi pagi dan sore, anak sudah tidak berada dikasurnya lagi, melainkan pindah rumah ke kasurnya saudara. Enak juga sebenarnya sih, ada yang jagai ketika saya sedang melakukan pekerjaan rumah tangga tanpa takut terburu2 karena anak nangis misalnya. Tapi lama kelamaan ko saya ngeh juga ya. Pasalnya setiap kali mau ambil anak, sulitnya minta ampun. Akhirnya saya beranikan diri untuk sedikit lebih tegas membatasi jam bermain anak saya dirumah orang. Soalnya kalo tidak begitu, bisa seharian neh baby dirumah orang. hahaha.. 

Tapi yaweslah..ambil sisi baiknya saja. Yang penting baby tetep harus "kelayu" sama emaknya, bukan orang lain. se-sayang apapun dia ke anak saya. Dana saya tetap bahagia mnikmati menjadi seorang IBU "baru".

  

 Banyuwangi 8:16 pm

2 komentar:

  1. lucu banget sih adeknyaaaa :3
    bahagia banget ya mbak menjadi ibu
    semoga nanti saya diberi kesempatan yg sama oleh Allah :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihihi..maturnuwun mbak. Amin amin amin ya Rabb..

      Hapus